calon spesialis cokelat atau ratu singkong (?)

It really doesn’t matter for me, to be a chocolate engineer, or cassava queen,,

hahaha…

What really matters is how I overcome all difficulties I’ll face..

😀 😀 😀

Insya Allah, han, GAMBARU!! Everything you want will be yours someday…

gaya pisaaaaaan.. 😀 :p

 

ngocehnya anak Tek.Pangan

Tugas artikel matkul Pengembangan Produk Pangan. hehe

Semoga ga sekedar ngoceh. Ketika aku jadi “orang” nanti, smoga aku selalu ingat yang pernah kutulis ini.

 

Indonesia merupakan Negara yang sangat luas dan kaya. Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga kebudayaan yang beraneka ragam. Dari segi geografis, negeri kita ini memiliki wilayah laut terluas (5,8 juta km2) dan jumlah pulau terbanyak (17.508 pulau). Panjang kepulauan Indonesia dari ujung ke ujungnya sama dengan jarak Dublin, Irlandia hingga Moskow, Rusia. Panjang pantainya mencakup 81.000 km dan merupakan panjang pantai kedua di dunia setelah Canada, namun merupakan pantai tropis terpanjang di dunia(1).

Negeri dengan iklim tropis dan jumlah pulau sebanyak ini sudah barang tentu memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Seperti lirik lagu Koes Ploes pada era 90-an yang berbunyi “tongkat kayu dan batu jadi tanaman”, amat tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Indonesia mendapatkan berkah dari Tuhan yang amat banyak. Misalnya, pohon nangka yang tidak membutuhkan perawatan khusus bisa tumbuh melimpah, atau tanaman singkong yang dapat hidup hampir di segala jenis tanah.

Penduduk yang tinggal di Indonesia pun sangat banyak. Bank Dunia memberikan keterangan bahwa di tahun 2009, penduduk Indonesia mencapai 230 juta jiwa. Dengan begitu banyak keberlimpahan yang ada di Negeri ini, sungguh sangat ironis bila Indonesia masih memenuhi kebutuhan pangan penduduknya dengan makanan impor. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi manusia untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Maka, Indonesia dengan kekayaannya harus menjamin pemenuhan kebutuhan penduduknya dengan menjadi negara yang mandiri dalam bidang pangan.

Adanya penduduk yang begitu banyak merupakan suatu kesempatan emas pagi setiap pengusaha makanan di Indonesia untuk terus berkembang karena 230 juta penduduk tersebut harus selalu makan agar dapat tetap melangsungkan hidupnya. Tetapi pada kenyataanya, hal tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik. Produk makanan lokal di Indonesia selalu kalah dengan produk pangan yang berbahan baku impor. Saat ini, masyarakat Indonesia masih memilih mie instant menjadi makanan pokok kedua mereka setelah beras. Padahal, mie instant itu sendiri merupakan makanan yang berbahan dasar tepung terigu yang terbuat dari gandum yang notabene merupakan jenis tanaman yang tidak dapat tumbuh di tanah Indonesia. Tidak hanya dalam bidang pangan, tetapi juga dalam bidang energi, Indonesia menjadi negara pengimpor minyak mentah dari Timur Tengah. Volume impor minyak mentah Pertamina saat ini mencapai 400.000 barrel per hari (2).

Dahulu kita biasa menyebut Indonesia sebagai ini negara agraris. Tetapi, sekarang, kenyataanya, kesejahteraan petani di Indonesia mengalami keprihatinan dimana kesejahteraan petani terus menurun dari tahun ke tahun. Dan semakin lama semakin tampak fenomena bahwa generasi muda sekarang tidak tertarik pada bidang pertanian. Bidang pertanian semakin ditinggalkan generasi muda yang ada karena bidang pertanian di Indonesia identik dengan sistem pertanian yang tradisional serta sistem yang kurang efisien dengan masih menggunakan tenaga manusia.

Mari kita cermati beberapa fenomena yang terjadi di Indonesia. Dengan begitu banyaknya komoditi lokal yang berkualitas sama, dan bahkan lebih tinggi daripada komoditas negara lain, kita belum bisa mengambil manfaat yang optimal. Sebagai contoh, misalnya, saat ini pemenuhan karbohidrat rakyat Indonesia sangat banyak disuplai oleh terigu yang berasal dari gandum impor dari Amerika, oleh sebab yang telah disu=inggung sebelumnya. Padahal, Indonesia memiliki bahan pangan yang potensial, seperti singkong/ubi kayu. Dengan fleksibilitas produk turunan yang tinggi, singkong seharusnya mampu menggantikan terigu sebagai bahan baku berbagai makanan seperti roti, mie, dan biskuit.
Jika kita meninjau aspek energi, banyak sekali tanaman asli Indonesia yang berpotensi mendukung penghematan bahan bakar fosil seperti minyak dan gas bumi. Sebut saja kelapa sawit. Produk buangan dari industri minyaknya (sabut dan tandan) dapat dijadikan bahan bakar berbagai proses di industri atau diolah menjadi bioetanol.

Di bidang agronomi, kita mendapati kondisi di mana petani selalu menjadi pihak yang selalu dirugikan. Kesejahteraan mereka berada pada tingkat yang sulit tertolong karena berada dalam “lingkaran setan” antara tengkulak dan pasar. Padahal, dengan sedikit pengetahuan mengenai peningkatan nilai jual suatu hasil pertanian, bukan tidak mungkin kondisi tersebut dapat dibuah seratus delapan puluh derajat. Misalnya, untuk menekan kerugian, petani dianjurkan memiliki alat transportasi sendiri agar margin harga pokok komoditi dengan harga jualnya di pasaran relatif kecil. Alangkah lebih baik pula jika para petani melakukan pengolahan tahap awal terhadap hasil pertanian mereka, dapat berupa pengawetan sederhana atau pengemasan. Dengan begitu, rantai pemasaran komoditi pertanian lebih panjang dan keuntungan petani pin semakin besar.

Berbagai pemanfaatan kearifan lokal tersebut bukannya sama sekali belum dilakukan. Namun, kita masih menganut budaya gengsi dan kurang percaya diri untuk mengubah dunia melalui kekayaan negeri. Paradigma berpikir masyarakat bahwa produk negara lain lebih bagus menciptakan stagnasi industri dalam negeri dan segala teknologi yang seharusnya mendukungnya. Kondisi tersebut didukung pula oleh ketidakberdayaan, jika tidak ingin menyebut kurang percaya dirinya, pemerintah untuk mengurangi pasokan impor berbagai komoditi yang sebetulnya mampu digantikan oleh produk kita sendiri.

Negeriku Kaya

Kumpulan Trending Topic yang aku bikin di twitter. Semangatlah memperbaiki negeri! 😀

Aneh,kalo ada kampanye hari tanpa nasi. Yang bener, hari tanpa gandum. Itu sih kalo mau ketahanan pangan kita terjamin.

Ironis,raja beras dunia ini blm pnya pabrik mnyak dedak padi raksasa.Pdhl rice bran oil itu lebih maknyus drpd mnyak klp sawit.
Perbaiki nasib kulit jeruk purut, mreka tdk mau berakhir hanya jadi penyedap soto. ambil minyak atsirinya, jadi parfum deh..

1950:Pengekspor gula nomor 2 di dunia. 2011:Pengimpor gula nomor 2 di dunia. Kita hny memilih-untuk-tidak-berkembang,itu saja.

siapa bilang orang bule ga suka cincau?Tapi knapa kita blm punya industri besarnya? padahal phonnya banyak di JawaBarat.

jadilah seperti pohon aren,pucuk pohonnya enak dimakan,buahnya brmanfaat,batangnya sumber pati,tangkai bunganya jadi gula..

Nanti, kalo jadi presiden,suruh pertamina bikin 100%produk biofuel.InsyaAllah petani singkong,sawit,jarak,jagung sjahtera.*katadosen

gagasan rancang pabrik

Wuih, impor terigu di negeri ini kagak ketulungan banyaknya. 6 juta ton per tahun! Padahal kita punya komoditi luar biasa, yang digambarkan Koes Plus sebagai “tongkat kayu dan batu jadi tanaman”. SINGKONG.

harganya murah, 2 ribu per kilo.

dibikin tepung untuk bikin roti, bisa.

dibuat tapioka untuk bikin tempe, bisa banget.

diolah jadi mie, bisa.

dikonversi jadi berbagai jenis gula, sorbitol, dekstrin, mannitol, biisssaaa banget.

okaaayyy, saya akan bikin rancangan pabrik yang fokus memproduksi MOCAF (tepung singkong termodifikasi) dan RaSi (beras singkong). Berasnya akan tampak dan terasa seperti beras kita sehari-hari! 😀

Pabrik saya itu akan berlokasi di Merauke, tempat di mana Food Estate bakal dibuat sama pemerintah. Food Estate itu apa? Cari tau di sini atau browsing-lah sendiri, hehe.

ayo dong belajar

BELAJAR, han. Walaupun kamu amat membenci mata kuliahnya.

Karena belajar itu IBADAH.

 

after Pengendalian Proses lecture, a subject which i really have to give my world to understand it :LOL:

mie basah tepung singkong

Well, penelitian saya ternyata belum beres. Si bapak dosen pembimbing yang terhormat menambahkan tugas baru.

Variabel-nya nambah. Si mie basah ‘yang mulia’ itu harus divariasikan proses pematangannya, kukus dan rebus.

Lalu dia harus dihitung elastisitasnya secara lebih terkuantifikasi. Dengan kata lain, pake alat yang kudu minjem di jurusan sebelah, Material.

Lalu, agar lebih ilmiah dan bisa nembus jurnal internasional, bahan tambahan yang selama ini dipakai harus diketahui kandungan khususnya, yang menunjang sifat tertentu yang diinginkan.

Yeah, perjuanganmu masih agak panjang, mie basahku…

Meski untuk setiap batch-nya kau harus selalu kubuang sia-sia, tapi setiap datamu sungguh berarti bagi ilmu pengetahuan, teknologi pangan, dan kemaslahatan ummat..!!

Allahu akbar!!

Ayo kerjakan dengan hati bahagia, seperti Thomas Alva Edison yang ga puas-puas bikin 999 kesalahan untuk mengetahui bahwa semua itu kesalahan. Emm, semoga kesalahan saya ga sebanyak itu. amin 999x

Salah satu yang 'mati syahid' dalam penelitian saya

surat cinta ala calon insinyur rekayasa X))

Sayang…

Waktu kutulis surat ini, aku sedang menyelesaikan run-ku yang keduapuluhdua. Entahlah.. kala memandang kukus jenuh yang mengepul manja hingga terbirit malu meninggalkan boiler, aku lihat bayanganmu di sana. Bayangan syahdu, gemulai, sendu yang dihiasi dengan senyum continuous yang meneduhkan, namun di balik keteduhan itu terdapat cahaya yang sanggup memancarkan berjoule-joule energi untuk menggerakkan turbin hatiku.

Tidakkah engkau tahu bahwa fluida di tubuh ini mengalir turbulen dengan laju alir linier yang sangat tinggi. Sekonyong-konyong viskositasnya menurun tajam. Bahkan friction factor pun tak lagi mempengaruhi perpindahan massanya. Fenomena ini sering terjadi tatkala bayang-bayangmu yang berkedok kukus itu berdifusi melalui membran-membran sukma yang terbuat dari polimer polilovin buatan Prof. Mc Cabe setelah melalui laku ritual di atas puncak kolom distilasi berefisiensi Murphree sebesar 70% setinggi 80 m.

Aku sangat menyadari cintapun memerlukan proses pemurnian, dipilah-pilah berdasarkan sifat fisik dan kimianya sebelum lebur ke dalam converter bertekanan dan bertemperatur tinggi. Tak terkecuali pula cintaku. Aku masih sangsi akan kemurnian cintaku padamu dari impurities-impurities lain yang dapat menimbulkan kerak di dinding hatimu. Aku pun masih khawatir spesifikasi heat exchanger yang membantu terselenggaranya cinta itu masih jauh dari standar TEMA (Taktik Efisien dalam Menjalin Asmara). Yah bagaimanapun juga dalam setiap proses terjadinya cinta selalu melibatkan perpindahan panas.

Honey…

Di malam yang dingin ini, dengan suhu lingkungan yang mendekati titik beku aseton, aku masih termenung. Mencoba bercumbu dengan secangkir kopi yang diekstrak dengan CO2 superkritik yang menari-nari di atas screw conveyor masuk ke dalam lambung, sebuah Reaktor Tangki Ideal Kontinu di dalam tubuh dengan katalis asam klorida. Sayang sekali, aku tak berminat menghabiskan waktu mempelajari kinetikanya. Teringat reaktor, tiba-tiba terbesit kenangan akan perpaduan dan interaksi antara molekul cintamu dan cintaku tiga tahun lampau. Dengan kesetiaan dan kepercayaan sebagai agitatornya. Kasih sayang sebagai katalisnya yang akan memperkecil waktu tinggal dan mempercepat impi

Huaaahhhh…

Cukup lama kita membicarakan cinta, Sayang. Sudahkah kau mengerti apa arti cinta setelah sekian lama kau terabsorpsi ke dalamnya? Cinta itu laksana pembicaraan LABTEK (OTK), honey. Ketika kau belum mendapatkannya, kau akan berbanjir peluh mengejar-ngejar seperti seorang process engineer kehilangan valve yang disayanginya. Kau akan menghabiskan separuh waktumu untuk mempelajari kelemahan dan kekuatannya. Tak peduli seperti apa orang yang akan kau hadapi kelak. Dan selalu kembali tatkala sepi menyerangmu. Tapi.. setelah kau mendapatkannya, kau akan mendapati bahwa dirimu begitu tolol dan bodoh, ternyata memang tidak sesederhana apa yang engkau bayangkan sebelumnya.

Susanna malam begitu dingin. Kuberharap udara dingin ini mendatangkan keuntungan bagi kelangsungan proses kita. Proses yang butuh beberapa tahap lagi untuk mencapai keadaan steady state. Dan di luar itu selalu terdapat gangguan-gangguan baik yang terukur maupun tidak terukur. Kita harus selalu siap dengan metode pengendalian diri yang ampuh guna mengembalikannya ke jalur yang kita impikan bersama. Kemarilah, kasih. Dekaplah aku, marilah kita berbagi panas asmara, tak peduli apakah secara konduksi, konveksi ataupun radiasi. Sebab tanpa pertukaran panas, aku yakin proses kita akan terhenti sampai di sini.

Yah.. satu hal yang harus kau ingat. Aku memang cinta diagram fasa, steam table, butiran packing, evaporator, kolom absorber, cooling tower, Christy Geankoplis, Perry, Van Ness, dan… (biippp.. nama seorang dosen Teknik Kimia). Tapi,,  selalu hanya satu nama yang selalu tersebut dari bibirku yang gemetar…

NamaMu….

 

-dengan beberapa revisi, dari http://www.mupeng.com/threads/24870-Surat-Cinta-anak-Kimia-

 

😀

lectures that work.. :P

Kenapa reaktor tangki ideal ga pernah ada, walau udah diajarin ma Pak H*ri secara berpusa-busa?
Karena ga ada yang ideal mameen, namanya juga sekedar buat patokan.

Kenapa ada kopi bubuk yang begitu mahal?
Bisa jadi karena branding doang, bisa jadi memang dibuat dengan freeze drying, yang mengeringkan makanan dalam kondisi vakum ,jadi tidak merusak sel makanan itu.

Kenapa temperatur tinggi meningkatkan kecepatan reaksi?
Karena temperatur tinggi meningkatkan energi mekanik dari partikel reaktan, jadi tumbukan yang terjadi lebih banyak dalam waktu tertentu.

Bagaimana mengubah tekanan parsial gas dalam reaktor tanpa mengubah tekanan total sistem?
Tambahkan inert.

Kenapa reaksi tunggal leih baik dilangsungkan di reaktor aliran sumbat atau batch?
Karena reaktor tersebut menjamin konsentrasi produk yang semakin meningkat.

Bagaimana cara cepat dan mudah untuk menghentikan kebakaran mobil yang disebabkan oleh kebocoran bahan bakar?
Tuangkan sebanyak-banyaknya air ke dalam tangki bahan bakar, karena BBM yang punya densitas lebih rendah daripada air akan naik ke atas air dan kebakaran terhenti.

a little bit sharing..
membuktikan bahwa saya pernah S1 Teknik Kimia.
*Masih, kali..haha..